menu

SELAMAT DATANG DI BLOG PUTRI WULAN

Tauhid Asma Wa Sifat


NILAI PENDIDIKAN
ASMA WA SIFAT PADA DIRI SENDIRI DAN MASYARAKAT
   MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Tauhid
Dosen Pengampu:  Drs H Syamsuddin Yahya

   
                                                 
                             Disusun Oleh:

1.      Pandini Isma                        (123911087)
2.      Putri Wulan                         (123911088)
3.      Ragil Sari                             (123911089)



FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012

Bab i
Pendahuluan

Dalam ilmu Tauhid banyak hal yang menjadi bahan kajian di antaranya adalah asma' wa sifat yang mengandung pengertian beriman kepada semua nama dan sifat Allah yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadits shohih yang tertulis sifat dan nama  Allah yang tercermin dari diri Rosul-Nya shallallaahu 'alaihi wa sallam, secara hakiki tanpa ta'wil[1] takyiif[2] , ta'thil[3], tamtsil[4], tafwidh[5].Seperti bersemayam, turun, tangan, datang dan sifat-sifat yang lain yang telah ditafsirkan oleh para salaf diantaranya  Istiwa (bersemayam) penafsiranya disebutkan dari Abi Aliyah dan Mujahid dari kalangan tabi'in, dalam shohih bukhori istiwa mempunyai maknanya Al-'Uluu wal Irtifa' (tinggi dan diatas) yang keduanya sesuai dengan keagungan-Nya.

Rumusan Masalah
1.                  Apa pengertian Asma’ Wa Sifat?
2.                  Bagaimana implementasi dari nilai pendidikan yang terkandung dalam Asma’ Wa
 Sifat pada diri sendiri dan masyarakat?
  
 Bab ii
PEMBAHASAN

A.                Pengertian Asma’ Wa Sifat
Tauhid asma’ wa sifat adalah  iman kepada nama – nama Allah dan sifat - sifatnya yang diterangkan dalam Al Qur’an dan sunah rasulnya[6].Nama tersebut menunjukkan dzat Allah dan semua sifat yang terkandung di dalamnya. Sebuah nama menunjukkan dua perkara, sedangkan sifat mengandung satu perkara. Sehingga nama mengandung sifat, sedangkan sifat merupakan keharusan sebuah nama.
Sedangkan sifat-sifat yang disebutkan Allah tentang Diri-Nya dalam Al Qur’an ada dua macam yakni
a.        Sifat Tsubutiyyah
Sifat Tsubutiyyah adalah sifat yang ditetapkan Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi Diri-Nya di dalam Al-Qur-an atau melalui sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.Contohnya: Hayaah (hidup): ‘Ilmu (mengetahui), Qudrah (ber-kuasa) dll.
Sifat Tsubutiyyah ada dua macam yaitu
·      Sifat Dzaatiyyah adalah sifat yang senantiasa dan selamanya tetap ada pada Diri Allah Subhanahu wa Ta’ala[7] seperti, Hayaah (hidup), Kalam (berbicara),‘Ilmu (mengetahui), Qudrah (berkuasa).
·      Sifat Fi’liyyah adalah sifat yang terikat dengan masyi-ah (kehendak) Allah[8], seperti Istiwa’ (bersemayam) di atas ‘Arsy dan Nuzul (turun) ke langit terendah, atau pun datang pada hari Kiamat, sebagaimana firman Allah:

“Dan datanglah Rabb-mu, sedang Malaikat berbaris-baris.” [Al-Fajr:22]
b.        Sifat Salbiyyah
            Sifat Salbiyyah adalah sifat yang dinafikan (ditolak) Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi Diri-Nya melalui Al-Qur-an atau sabda Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam,contoh : maut (mati, tidak hidup),naum (tidur), jahl (bodoh).

Selain nama – nama Allah yang terkandung di dalam asmaul husna,Allah juga mempunyai sifat wajib,mustahil dan jaiz.Berikut adalah rincian sifat – sifat Allah
1.         Sifat Wajib adalah sifat yang wajib di miliki oleh Allah.Sifat tersebut adalah
No
Sifat Wajib
Artinya
1
Wujud
Ada
2
Qidam
Terdahulu
3
Baqa
Kekal
4
Mukhalafatuhu lilhawadis
Berbeda dengan makhluk-Nya
5
Qiyamuhu binafsih
Berdiri sendiri
6
Wahdaniyah
Esa (satu)
7
Qudrat
Kuasa
8
Iradat
Berkehendak (berkemauan)
9
Ilmu
Mengetahui
10
Hayat
Hidup
11
Sama’
Mendengar
12
Basar
Melihat
13
Kalam
Berbicara
14
Kaunuhu qaadiran
Keadaan-Nya yang berkuasa
15
Kaunuhu muriidan
Keadaan-Nya yang berkehendak menentukan
16
Kaunuhu 'aliman
Keadaan-Nya yang mengetahui
17
Kaunuhu hayyan
Keadaan-Nya yang hidup
18
Kaunuhu sami'an
Keadaan-Nya yang mendengar
19
Kaunuhu bashiiran
Keadaan-Nya yang melihat
20
Kaunuhu mutakalliman
Keadaan-Nya yang berbicara
2.        Sifat Mustahil Allah adalah sifat yang tidak mungkin dimiliki Allah,Sifat tersebut adalah
No
Sifat Mustahil
Artinya
1
‘Adam
tidak ada
2
Huduts
baru atau permulaan
3
Fana
binasa atau rusak
4
Mumatsalatu lil Hawaditsi
menyerupai yang baru
5
Ihtiyaju li ghairihi
membutuhkan sesuatu selain dirinya
6
Ta’adud
berbilang lebih dari satu
7
‘Ajzun
Lemah
8
Karahah
Terpaksa
9
Jahlun
Bodoh
10
Mautun
Mati
11
Shamamun
Tuli
12
‘Umyun
Buta
13
Bukmun
Bisu
14
‘Ajizan
Mahalemah
15
Mukrahan
Maha terpaksa
16
Jahilan
Maha bodoh
17
Mayyitan
Maha mati
18
Ashamma
Maha tuli
19
A’ma
Maha buta
20
Abkama
Maha bisu
3.      Sifat Jaiz Allah adalah sifat yang boleh dimiliki Allah
Misalnya Allah boleh menghidupkan orang yang sudah meninggal atau tidak itu semua kuasa Allah SWT.
B.                 Implentasi nilai – nilai Asma’ Wa Sifat dalam kehidupan sehari - hari
Manfaat mempelajari Asma’ Wa Sifat pada diri sendiri:
1.         Mengenal sifat – sifat Allah yang terkandung di dalam namanya.
2.         Meningkatkan iman dan takwa.
3.         Meneladani sifat – sifatnya di kehidupan sehari – hari.
4.         Menuntun kita ke jalan yang lurus.
5.         Menghindarkan kita dari sifat – sifat jelek di dalam diri kita dan selalu
merindukan-Nya.
6.         Menuntun kita memilih sifat yang baik dan meninggalkan sifat yang buruk didalam diri kita.
7.         Meningkatkan hubungan persaudaraan umat manusia.
8.         Merubah tatanan hidup kita menuju yang lebih baik.
9.         Memotivasi kita untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
10.     Menumbuhkan rasa syukur  di dalam diri kita
Selain bermanfaat bagi diri sendiri,mengenal dan mempelajai asma wa sifat juga memberi manfaat bagi kehidupan bermasyarakat diantaranya:
1.         Menumbuhkan rasa tolong menolong.
2.         Menyayangi sesama manusia.
3.         Mempunyai sifat toleransi yang tinggi.
4.         Bisa membimbing sesama manusia ke jalan yang lurus.
5.         Adil dan bijaksana dalam mengambil keputusan yang terjadi di masyarakat.
6.         Berbicara dengan jujur.
7.         Menjaga dan menghormati apa yang telah ada di dunia ini.
8.         Membimbing seseorang  dengan sabar
9.         Senantiasa bersyukur kepada Allah atas segala nikmatnya
10.     Tidak menghakimi atau membeda – bedakan ciptaan Allah
                                                                        Bab III
PENUTUPAN
Kesimpulan
            Dari uraian di atas, kita bisa mengambil hikmah mengenai bagaimana cara menerapkan nilai-nilai asma wa sifat pada diri sendiri dan kehidupan bermasyarakat.
Asma Wa Sifat adalah sesuatu yang sangat penting untuk kita pelajari dan kita amalkan sehingga kita diharapkan mampu menjadi pribadi yang lebih baik bagi diri sendiri dan masyarakat. Oleh karena itu kandungan dari asma wa sifat dapat menuntun kita ke jalan yang lurus dan memperbaiki sifat – sifat kita secara tidak langsung.
Apabila kita telah mengenali kesempurnaan Allah dan keindahan-Nya, maka akan menumbuhkan cinta khusus dan kerinduan yang sangat besar untuk bertemu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga akan meningkatkan ibadah-ibadah lainnya.
Oleh karena itu,kita bisa mengetahui bentuk ubudiyah yang  terkandung dalam asma dan sifat-Nya.[9]Apabila seorang hamba mengenal Rabbnya seperti yang dituntut dan diinginkan dalam tata cara ahli bid’ah dalam masalah ma’rifatullah ini, yang dibangun atas penyelewengan makna asma dan sifat atau penetapan kaifiyatnya sebagaimana sifat-sifat makhluk Allah.
Daftar Pustaka
·                     Syaikh Shalih bin Fauzan al fauzan ,Kitab Tauhid 1,Jakarta
·                     KitabMiftaah Daaris Sa’adah, Pengarang : Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

[1] Ta'wil : Memalingkan ayat-ayat dan hadits shohih dari dzohirnya ke makna lain yang bathil.Seperti istawa ke makna istaula (menguasai).
[2] Takyiif : Menanyakan tata cara sifat-sifat Allah. Tata cara sifat-sifat Allah begini dan begitu. Maka sifat Al-'Uluw Allah diatas langit dan Arsy-Nya tidak menyerupai mahluk-Nya dan tidak ada seorangpun yang mengetahuinya kecuali Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa.
[3] Ta'thil : Mengingkari sifat-sifat Allah dan meniadakannya, seperti sifat Al-'Uluu bagi allah diatas langit. Kelompok-kelompok yang sesat berkeyakinan bahwa Allah berada di setiap tempat.
[4] Tamtsil : Yaitu menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat-sifat mahluk-Nya, maka jangan mengatakan turun-Nya Allah ke langit dunia seperti turunnya kita. Tidak diketahui tempat dan dan cara turun-Nya kecuali Allah.
[5] Tafwidh : Yaitu peniadaan penafsiran sifat Allah dan menganggapnya termasuk ayat-ayat mutsyabihat yang diserahkan penafsirannya kepada Allah, tidak ditafsirkannya sifat istiwa ini adalah bentuk peniadaan sifat Allah.  
[6]Syaikh Dr.Shalih bin Fauzan al fauzan ,Kitab Tauhid 1,Jakarta,Darul Haq,2011,hal 97
[7]Syaikh Dr.Shalih bin Fauzan al fauzan ,Kitab Tauhid 1,Jakarta,Darul Haq,2011,hal 106 
[8]Syaikh Dr.Shalih bin Fauzan al fauzan ,Kitab Tauhid 1,Jakarta,Darul Haq,2011,hal 106 
[9] [9]kitab Miftaah Daaris Sa’adahtulisan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah halaman 424


1 opmerking :

  1. Artikel yang bagus, semoga Alloh SWT memberi barokah kepada Anda...
    by :
    layanan aqiqah solo

    Barokallohufiyk...

    AntwoordVee uit