AQSAMUL
QUR’AN
MAKALAH
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Ulumul Qur’an
Dosen
Pengampu : Rifngan, M.Ag
Disusun
Oleh :
Nurmalitasari (123911084)
Nurul Aliyah (123911085)
Oktavia Enda DL (123911086)
Pandini
Isma C (123911087)
Putri Wulan SN (123911088)
FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Ulumul Qur’an adalah ilmu yang mempelajari tentang hal – hal yang ada
hubungannya dengan Al Qur’an.[1]Maka
ilmu yang ada dalam Al Qur’an disebut Ulumul Qur’an.Ilmu tersebut diantaranya adalah
Ilmu Aqsamul Qur’an yang berisi tentang sumpah di dalam alqur’an.
Sumpah dalam konotasi bahasa Al Qur’an disebut qasam yang membicarakan
tentang pengukuhan kalimat yang diselingi dengan bukti yang konkrit dan dapat
menyeret lawan untuk mengakui apa yang di ingkarinya
RUMUSAN MASALAH
- Apakah definisi dari Aqsamul Qur’an?
- Apakah unsur-unsur dari Qasam?
- Sebutkan jenis - jenis Aqsamul Qur’an?
- Sebutkan bentuk - bentuk Aqsamul
Qur’an
- Apa manfaat Aqsamul Qur’an?
- Apa tujuan Aqsamul Qur’an?
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Definisi Aqsamul Qur’an
·
Dalam
bahasa Arab, kata “sumpah” juga sering disebut dengan “al-hilf” (الحلف) atau “al-yamin” (المين). Adapun shighat asli dari kata “qasam” ialah fi’il
atau kata kerja “aqsama” atau “ahlafa” yang dimuta’addi (transitif) dengan “ba” menjadi muqsam bih (sesuatu
yang digunakan untuk bersumpah), kemudian muqsam alaih yang dinamakan dengan
jawab qasam[3]
.
·
Qasam
didefenisikan sebagai “mengikat jiwa (hati) agar tidak melakukan atau melakukan
sesuatu, dengan “suatu makna” yang dipandang besar, agung, baik secara hakiki
maupun secara i’tiqadi, oleh orang yang bersumpah itu. Sumpah dinamakan juga
dengan “yamin”
(tangan kanan), karena orang Arab ketika bersumpah memegang tangan kanan orang
yang diajak bersumpah[4].
·
Dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, sumpah (aqsam) berarti dengan pernyataan yang diucapkan secara resmi
dengan bersakasi kepada Tuhan atau sesuatu yang dianggap suci bahwa apa yang
dikatakan atau dijanjikan itu benar
·
Abu
al-Qosim al-Qusyairiy menerangkan bahwa rahasia Allah SWT menyebutkan kalimat
“qasam” atau sumpah dalam Kitab-Nya adalah untuk menyempurnakan serta
menguatkan “hujjah”Nya, dan dalam hal ini, kalimat “qasam” memiliki dua
keistimewaan, yaitu pertama sebagai “syahadah” atau persaksian serta penjelasan
dan kedua
sebagai “qasam” atau sumpah itu sendiri[5].
Jadi dapat disimpulkan bahwa Aqsamul Qur’an adalah salah satu dari
ilmu-ilmu tentang al-Qur’an yang mengkaji tentang arti, maksud, hikmah, dan
rahasia sumpah-sumpah Allah yang terdapat dalam al-Qur’an.Selain pengertian
diatas, qasam dapat pula diartikan dengan gaya bahasa Al-Qur’an menegaskan atau
mengukuhkan suatu pesan atau pernyataan menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya
sebagai muqsam bih. Dalam Al-Qur’an, ungkapan untuk memaparkan qasam dengan memakai
kata aqsama, dan kadang menggunakan kata halafa.
2.
Unsur-Unsur dari
Qasam
a.
fi’il qasam
Qasam atau sumpah itu sering dipergunakan dalam
percakapan, sehingga tak jarang qasam tersebut diringkas: yaitu dengan
menghilangkan “fi’il
qasam” dan dicukupkan dengan “baa” saja[6] Kemudian “baa” pun diganti
dengan “wawu” pada isim dzahir, seperti:
وَالَّليْلِ إِذَا يَغْشَى
“Demi malam, bila menutupi (cahaya
siang)”. (QS. Al-Lail: 1)
Dan diganti dengan “taa” pada lafazh jalalah, misalnya:
وَتاَللهِ
لأَكِيْدَنَّ أَصْنَامَكُمْ
“Demi Allah, sesungguhnya aku akan
melakukan tipu daya terhadap berhalamu.” (QS. Al-Anbiyaa’: 57).
b.
Al-Muqsam bihi
Al-Muqsam bihi yaitu sesuatu yang
dijadikan sumpah oleh Allah. Sumpah dalam al-Qur’an ada kalanya dengan memakai
nama Allah dan ada kalanya dengan menggunakan nama-nama ciptaan-Nya. Allah bersumpah dengan zat-Nya dalam Al Qur’an pada tujuh tempat[7] yaitu
a.
Surat Al Taghabun ayat 7
b.
Surat Saba’ ayat 3
c.
Surat Yunus ayat 53
d.
Surat Maryam ayat 63
e.
Surat Al Hijr ayat 96
f.
Surat An Nisa ayat 65
g.
Surat Al Ma’arij ayat ke 40
c. Muqsam ‘alaih
Muqsam ‘alaih artinya bentuk
berita yang ingin dipercaya/diterima oleh orang yang mendengarnya sehingga
diperkuat dengan sumpah tersebut atau disebut juga jawab qasam. Posisi muqsam
alaih terkadang bisa menjadi taukid, sebagai jawaban qasam karena yang
dikehendaki dengan qasam adalah untuk mentaukidi muqsam alaih (menguatkannya).
Menurut Mana’ul Quthan ada empat hal yang harus dipenuhi muqsam alaih, yaitu :
·
Muqsam alaih/berita itu harus terdiri
dari hal-hal yang baik, terpuji, atau hal-hal yang penting.
·
Muqsam alaih itu sebaiknya disebutkan
dalam setiap bentuk sumpah. Jika kalimat muqsam alaih tersebut terlalu panjang,
maka muqsam alaihnya boleh dibuang.
·
Jika jawab qasamnya berupa fi’il madhi
mutaharrif yang positif (tidak dinegatifkan), maka muqassam alaihnya harus
dimasuki huruf “lam” dan “qod”.
·
Materi isi muqsam alaih itu bisa bermacam-macam,
terdiri dari berbagai bidang pembicaraan yang baik-baik dan penting.
3.
Jenis - jenis Aqsamul
Qur’an
Dilihat dari segi fi’ilnya, Prof. Dr. H. Abdul Djalal H.A. membagi qasam
dalam Al-Qur’an ada dua macam, yaitu;
1.
Qasam dhahir (nampak/ jelas), yaitu qasam yang
fi’il qasamnya disebutkan bersama dengan muqsam bihnya. Seperti ayat berikut :
(وَأَقْسَمُواْ بِاللّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لاَ يَبْعَثُ اللّهُ مَن
يَمُوتُ.... ) النحل: ٣٨
Artinya : “Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang
sungguh-sungguh: ‘Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati’.”
Dan
diantaranya ada yang dihilangkan fi’il qasamnya, dan dicukupkan dengan huruf
“ba’”, “wawu”, dan ta’”. Seperti :
(وَالضُّحَى. وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى )
الضحى : ١-٢
Artinya :
“Demi waktu matahari sepenggalahan naik. Dan demi malam apabilatelah sunyi
(gelap).”
2.
Qasam Mudhmar (tersimpan/ samar) yaitu
qasam yang didalamnya tidak dijelaskan/ disebutkan fi’il qasam dan muqsam
bihnya. Tetapi yang menunjukkan bahwa kalimat tersebut kalimat qasam adalah
kata-kata setelahnya yang diberi lam taukid yang masuk kedalam jawab qasamnya.,
seperti :
(لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ
وَأَنفُسِكُمْ...) آل عمران : ١٨٦
Artinya : “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap
hartamu dan dirimu.”
4.
Bentuk - Bentuk Aqsamul Qur’an
·
Bentuk Pertama: Bentuk Asli
Bentuk asli dalam
sumpah ialah bentuk sumpah yang terdiri dari tiga unsur, yaitu fi’il sumpah yang
dimuta’addikan dengan ba’, muqsam bih dan muqsam alaih seperti contoh-contoh
di atas.
·
Bentuk Kedua: Ditambah huruf La.
Kalimat yang digunakan orang
untuk bersumpah itu memakai berbagai macam bentuk. Begitu pula dalam al-Qur’an
ada bentuk sumpah yang keluar dari bentuk asli sumpah.
Misalnya
bentuk sumpah yang ditambah huruf La di depan fi’il qasamnya seperti Surat Al-Ma’arij
: 40, Surat Al-Waqi’ah : 75,Surat Al-Insyiqaq : 16,Surat Al-Haqqah : 38.
5.
Manfaat Aqsamul Qur’an
·
Mempertegas dan memperkuat berita yang
sampai kepada pendengar.
·
Memberikan nilai kepuasan kepada
pembawa berita yang telah menggunakan Qasam.
·
Mengagungkan sifat dan kekuasaan
Allah.
6.
Tujuan Aqsamul Qur’an
·
Dalam substansinya sumpah dilakukan
untuk memperkuat pembicaraan agar dapat diterima atau dipercaya oleh
pendengarnya. Sedang sikap pendengar sesudah mendengar qasam akan bersikap salah satu
dari beberapa kemungkinan.
·
Pendengar yang netral, tidak ragu dan
tidak pula mengingkarinya. Maka pendengar yang seperti ini akan diberi ungkapan
ibtida’ (berita yang diberi penguat taukid ataupun sumpah) contohsuratAl-Hadid:8.
·
Pendengar mengingkari berita yang
didengar. Oleh karenanya berita harus berupa kalam ingkari (diperkuat sesuai
kadar keingkarannya). Bila kadar keingkarannya sedikit, cukup dengan satu
taukid saja. ContohsuratAn-Nisa’:40. Sedang apabila kadar keingkarannya cukup
berat, maka menggunakan dua taukid (penguat). SepertisuratAl-Maidah:72.
·
untuk mengukuhkan dan
mewujudkan muqsam alaih (jawab
qasam, pernyataan yang kerenanya qasam diucapkan). Oleh karena itulah muqsam alaih haruslah berupa hal-hal
yang layak didatangkan qasam baginya,
seperti hal-hal ghaib dan tersembunyi jika qasam itu diaksudkan untuk menetapkan keberadaannya
·
untuk menjelaskan
tauhid atau untuk menegaskan kebenaran al-Qur’an
BAB III
Kesimpulan
Dari uraian diatas kami dapat menyimpulkan bahwa Aqsamul
Qur’an adalah salah satu dari ilmu-ilmu tentang al-Qur’an yang mengkaji tentang
arti, maksud, hikmah, dan rahasia sumpah-sumpah Allah yang terdapat dalam
al-Qur’an.Selain pengertian diatas, qasam dapat pula diartikan dengan gaya
bahasa Al-Qur’an menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau pernyataan
menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya sebagai muqsam bih.
·
Unsur-Unsur dari
Qasam yaitu
1.
fi’il qasam
2.
Al-Muqsam bihi
3.
Muqsam ‘alaih
·
Jenis - jenis Aqsamul Qur’an ialah
1.
Qasam dhahir (nampak/ jelas
2.
Qasam Mudhmar (tersimpan/ samar)
·
Bentuk - Bentuk Aqsamul Qur’an adalah
1.
Bentuk Pertama: Bentuk Asli
2.
Bentuk Kedua: Ditambah huruf La.
·
Manfaat Aqsamul Qur’an
1.
Mempertegas dan memperkuat berita yang
sampai kepada pendengar.
2.
Memberikan nilai kepuasan kepada pembawa
berita yang telah menggunakan Qasam.
3.
Mengagungkan sifat dan kekuasaan Allah
·
Tujuan Aqsamul Qur’an
1.
Untuk memperkuat pembicaraan agar
dapat diterima atau dipercaya oleh pendengarnya.
2.
Pendengar yang netral, tidak ragu dan
tidak pula mengingkarinya. Maka pendengar yang seperti ini akan diberi ungkapan
ibtida’ (berita yang diberi penguat taukid ataupun sumpah)
3.
Pendengar mengingkari berita yang
didengar. Oleh karenanya berita harus berupa kalam ingkari (diperkuat sesuai
kadar keingkarannya). Bila kadar keingkarannya sedikit, cukup dengan satu
taukid saja.
4. untuk
mengukuhkan dan mewujudkan muqsam
alaih (jawab qasam, pernyataan yang kerenanya qasam diucapkan).
5. untuk
menjelaskan tauhid atau untuk menegaskan kebenaran al-Qur’an
Penutup
Dari uraian di atas, kita bisa mengambil hikmah mengenai
bagaimana cara menerapkan qasam atau sumpah diri sendiri dan kehidupan
bermasyarakat.Demikian yang dapat kami uraikan mengenai aqsamul qur’an,penulis
minta maaf jika terdapat kesalahan dalam makalah ini.Kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan dari para pembaca.Semuga ilmu ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. .
DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin
as-Syuyuthi asy-Syafi’i, 1429H ,Al-Itqaan fi Ulumil Qur’an.
Manna’
Al-Qaththan, Mabahits
fi Ulumil Qur’an, 2009,
terjemahan Aunar Rafiq El-Mazni, Jakarta: Pustaka Al Kautsar
Muhammad,
Teuku, 2002,Ilmu – ilmu Al Qur’an,Semarang : PT Pustaka
Rizki Putra
Yunus,
Mahmud, ,1989,Kamus
Arab-Indonesia, Jakarta: PT Hidakarya Agung
[1] Teuku Muhammad,Ilmu –
ilmu Al Qur’an, (Semarang : PT Pustaka Rizki Putra,2002),hal 1
[2] Mahmud Yunus, Kamus
Arab-Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1989), hal. 341
[3] Manna’ Al-Qaththan, Mabahits
fi Ulumil Qur’an, terjemahan Aunar Rafiq El-Mazni, (Jakarta: Pustaka Al
Kautsar, Cet. IV, 2009), hal. 364
[5] Jalaluddin as-Syuyuthi
asy-Syafi’i, Al-Itqaan fi Ulumil Qur’an, (Beirut: Darul Fikr,
1429H/2008M), hal. 487
[7] Teuku Muhammad,Ilmu –
ilmu Al Qur’an, (Semarang : PT Pustaka Rizki Putra,2002),hal 185
izin copast teteh makasih
AntwoordVee uit