menu

SELAMAT DATANG DI BLOG PUTRI WULAN

Makalah PSI Pendekatan Dalam Studi Islam

MAKALAH
PENDEKATAN TEKS STUDI ISLAM
Dipresentasikan dalam Mata Kuliah
Pengantar Studi Islam
yang diampu oleh : M. Rikza Chamami, MSI





Disusun Oleh :
Mat Kholis (093311021)
Pandini Isma C (123911087)
Putri Wulan SN (123911088)
Rajefi Ambar L (123911090)
Rifiani Zemi (123911093)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah salah satu ajaran yang di turukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril.Pada dasarnya islam bukan hanya sekedar agama namun juga ada beberapa aspek lain yang mempengaruhi sepeti kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Selain itu Islam memiliki banyak dimensi diantaranya dimensi keimanan, akal pikiran, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup, sejarah, perdamaian, sampai pada kehidupan rumah tangga dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu untuk memahami berbagai dimensi ajaran Islam tersebut diperlukan berbagai pendekatan yang digali dari berbagai disiplin ilmu.Di dalam Al Qur’an yang merupakan sumber ajaran Islam dijumpai beberapa ilmu yang di jelaskan secara global dan hadits yang menjelaskan tentang spesifikasi ilmu tersebut misalnya dijumpai ayat-ayat tentang proses pertumbuhan dan perkembangan anatomi tubuh manusia.Untuk menjelaskan masalah ini jelas memerlukan dukungan ilmu anatomi tubuh manusia.
Selanjutnya untuk membahas ayat-ayat yang berkenaaan dengan masalah tanaman dan tumbuh-tumbuhan jelas memerlukan bantuan ilmu pertanian.Dari contoh – contoh diatas menunjukkan bahwa Islam bukan hanya sekedar agama namun juga merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.Di era globalisasi mulai banyak bermunculan beberapa pandangan mengenai Islam itu sendiri.
Agama tidak boleh dipandang hanya sekedar menjadi lambang kesalehan saja melainkan secara konsepsional menunjukkkan cara yang paling efektif dalam memecahkan masalah. Berkenanaan dengan pemikiran diatas,maka kita perlu mengetahui dengan jelas pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam memahamai agama.Hal ini perlu dilakukan karena melalui pendekatan tersebut kehadiran agama secara fugsional dapat dirasakan oleh penganutnya.
Sebaliknya tanpa mengetahui berbagai macam pendekatan tersebut agama menjadi sulit dipahami oleh masyarakat,tidak fungsional dan akhirnya masyarakat mencari pemecahan masalah kepada selain agama dan hal ini tidak boleh terjadi.Ditinjau dari perspektif pendekatan yang digunakan,studi Islam menggunakan berbagai macam pendekatan. Hal ini sangat menarik untuk dikaji agar dapat mengetahui pendekatan apa saja yang digunakan untuk mengkaji islam.Namun apa yang dipaparkan dalam makalah ini bukan sebuah uraian yang utuh melainkan hanya sebagian dari macam pendekatan yang digunakan dalam mengkaji Islam yaitu di tinjau dari pendekatan teks studi Islam.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pendekatan dalam studi Islam?
2. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan normatif?
3. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan semantik
4. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan filologi?
5. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan hermeneutika?
6. Bagaimana pemahaman agama bila dilihat dari pendekatan wacana?


BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Studi Islam
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,pendekatan adalah proses perbuatan,cara mendekati,usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti,metode – metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.
Secara termonologi Mulyanto Sumardi menyatakan bahwa pendekatan bersifat axiomatic.Ia terdiri dari serangkaian asumsi mengenai hakikat bahasa dan pengajaran bahasa serta belajar bahasa.Bila dikaitkan dengan pendidikan islam pendekatan mempunyai arti serangkaian asumsi mengenai hakikat pendidikan Islam dan pengajaran agama Islam serta belajar agama Islam.
Selain itu ada beberapa istilah lain yang mempunyai arti yang hampir sama dan menunjukkan tujuan yang sama dengan pendekatan yaitu theoretical framework,conceptual framework,approach,perspective,point of fiew (sudut pandang dan paradigm (paradigm). Semua istilah ini bisa diartikan sebagai cara memandang dan cara menjelaskan suatu gejala/peristiwa.
Dari beberapa pengertian diatas arti pendekatan masih terus diperdebatkan sehingga melahirkan dua kelompok besar.Kelompok pertama berpendapat bahwa arti pendekatan mempunyai dua maknya yaitu dipandang atau dihampiri dengan dan cara menghampiri atau memandang fenomena (budaya dan sosial).Jika dipandang atau hampiri,pendekatan berarti paradigma sedangkan cara menghampiri atau memandang,pendekatan berarti perspektif atau sudut pandang.
Sedangkan kelompok kedua berpendapat bahwa pendekatan berarti disiplin ilmu. Maka ketika disebut studi islam dengan pendekaan sosiologis sama artinya dengan mengkaji islam dengan menggunakan disiplin ilmu sosiologi.Konsekuensinya, pendekatan di sini menggunakan teori atau teori-teori dari disiplin ilmu yang di jadikan sebagai pendekatan.
Oleh karena itu arti pendekatan dalam agama bukan hanya monopoli kalangan teolog dan normalis saja melainkan agama dapat dipahami semua orang sesuai dengan pendekatan dan kesanggupannya sehingga apabila terjadi perbedaan pendapat dalam memahami makna pendekatan itu sendiri merupakan hal yang wajar namun dari semua pendapat diatas dapat dipahami bahwa pendekatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam studi Islam karena terkait dengan pemahaman tentang Islam itu sendiri.

B. Pendekatan Normatif
Pendekatan normatif adalah studi islam yang memandang masalah dari sudut legal-formal atau normatifnya. Legal-formal adalah hukum yang ada hubungannya dengan halal dan haram,boleh atau tidak dan sejenisnya.Sementara normatif adalah seluruh ajaran yang terkandung dalam nash.Dengan demikian,pendekatan normatif mempunyai cakupan yang sangat luas sebab seluruh pendekatan yang digunakan oleh ahli usul fikih (usuliyin),ahli hukum islam(fuqaha),ahli tafsir (mufassirin) dan ahli hadits (muhaddithin) ada hubungannya dengan aspek legal-formal serta ajaran islam dari sumbernya termasuk pendekatan normatif.
Sisi lain dari pendekatan normatif secara umum ada dua teori yang dapat digunakan bersama pendekatan normatif-teologis.Teori yang pertama adalah hal - hal yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran serta dapat dibuktikan secara empirik dan eksperimental.Teori yang kedua adalah hal-hal yang sulit dibuktikan secara empirik dan eksperimental.Untuk hal-hal yang dapat dibuktikan secara empirik biasanya disebut masalah yang berhubungan dengan ra’yi (penalaran).
Sedang masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan empirik (ghaib) biasanya diusahakan pembuktiannya dengan mendahulukan kepercayaan.Hanya saja cukup sulit untuk menentukan hal-hal apa saja yang masuk klasifikasi empirik dan mana yang tidak terjadi sehingga menyebabkan perbedaan pendapat dikalangan para ahli.Maka sikap yang perlu dilakukan dengan pendekatan normatif adalah sikap kritis.
Adapun beberapa teori popular yang dapat digunakan dengan pendekatan normatif disamping teori-teori yang digunakan oleh para fuqaha’,usuluyin,muhaddithin dan mufassirin diantara adalah teori teologis-filosofis yaitu pendekatan memahami Al Qur’an dengan cara menginterpretasikannya secara logis-filosofi yakni mecari nilai-nilai objektif dari subjektifitas Al Quran.
Teori lainnya adalah normatif-sosiologis atau sosiologis seperti yang ditawarkan Asghar Ali Engerineer dan Tahir al-Haddad yakni dalam memahami nash (Al Qur’an dan sunah Nabi Muhammad SAW.) selain itu ada pemisahan antara nash normatif dengan nash sosiologis.Nash normatif adalah nash yang tidak tergantung pada konteks. Sementara nash sosilogis adalah nash yang pemahamannya harus disesuaikan dengan konteks waktu, tempat dan lainnya.
Dalam aplikasinya pendekatan nomatif tekstualis tidak menemui kendala yang berarti ketika dipakai untuk melihat dimensi islam normatif yang bersifat Qoth’i. Persoalanya justru akan semakin rumit ketika pendekatan ini dihadapkan pada realita dalam Al-Quran bahkan diamalkan oleh komunitas tertentu secara luas contoh yang paling kongkrit adalah adanya ritual tertentu dalam komunitas muslim yang sudah mentradisi secara turun temurun,seperti slametan (Tahlilan atau kenduren).
Dari uraian tersebut terlihat bahwa pendekatan normatif tekstualis dalam memahami agama menggunakan cara berpikir deduktif yaitu cara berpikir yang berawal dari keyakinan yang diyakini benar dan mutlak sehingga tidak perlu dipertanyakan lebih dulu melainkan dimulai dari keyakinan yang selanjutnya diperkuat dengan dalil-dalil dan argumentasi.
Pendekatan normatif tektualis sebagaimana disebutkan diatas telah menunjukan adanya kekurangan seperti eksklusif dogmatis yang berarti tidak mau mengakui adanya paham golongan lain bahkan agama lain dan sebagainya.Namun demikian melalui pendekatan norrmatift tektualis ini seseorang akan memiliki sikap militansi dalam beragama sehingga berpegang teguh kepada agama yang diyakininya sebagai yang benar tanpa memandang dan meremehkan agama lainya.

C. Pendekatan Semantik
Semantik dalam bahasa Yunani adalah semantikos yang berarti memberikan tanda.Berasal dari akar kata sema yang berarti tanda.Semantik menurut Toshihiko Izutsu adalah kajian analitik terhadap istilah-istilah kunci suatu bahasa dengan suatu pandangan yang akhirnya sampai pada pengertian konseptual weltan schaung (pandangan dunia) masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, tidak hanya sebagai alat bicara dan berfikir,akan tetapi yang lebih penting lagi adalah pengkonsepan dan penafsiran dunia yang melingkupinya.
Dalam bahasa ada banyak kosakata yang memiliki sinonim terlebih dalam bahasa Arab.Bidang semantik memahami jaringan konseptual yang terbentuk oleh kata-kata yang berhubungan erat sebab tidak mungkin kosakata akan berdiri sendiri tanpa adanya kaitan dengan kosakata lain.Al-Qur’an sering menggunakan kata yang hampir memiliki kesamaan,namun memiliki arti yang berbeda.
Semantik merupakan istilah teknik yang menunjuk pada studi tentang makna. Semantik berarti teori makna atau teori arti yakni cabang sistematik bahasa yang menyelidiki makna.Semantik terdiri dari dua komponen yaitu komponen yang mengartikan yang berbentuk bunyi-bunyi bahasa dan komponen yang.Kedua komponen ini merupakan tanda atau lambang sedangkan yang ditandai atau dilambangkan adalah suatu yang berada di luar bahasa yang biasa.
Maksud dari pendekatan semantik diatas adalah kajian yang menekankan pada aspek bahasa.Maka studi Islam dengan menggunakan pendekatan semantik sama artinya dengan studi tentang Islam dengan menekankan pada unsur bahasa yang dalam bahasa Arab sering disebut dengan lughawi.Pendekatan ini sudah demikian popular dalam kajian tafsir dan fiqh.Dalam penelitian hukum Islam dengan pendekatan semantik ada dua pendekatan yang umum digunakan yakni sisi bahasa,sisi illat dan hikmah (analogi dan hikmah).Maka yang dimaksud semantik adalah sisi bahasa yang cakupan bahasanya demikian luas antara lain sisi struktur / gramatikal,tunjukannya dan (3) maknawi.
Semantik dalam studi Islam digunakan untuk mengetahui makna sebuah kata atau kalimat dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits atau lainnya.Hal ini sangat penting mengingat satu pendekatan dapat dimengerti apabila diketahui artinya dengan benar.Dengan demikian,konsep atau pengertian dari kosakata itu menjadi jelas atau memperjelas makna kata yang kabur. Menurut Az-Zarkasyi,pendekatan ini sama saja dengan memperjelas sesuatu yang global sehingga menentukan kemungkinan makna lain selain yang dikehendaki,mengkhususkan yang umum atau mengikat yang mutlak contohnya arti kata kufur adalah tutup,penutup,berkaitan dengan memberi dan menerima keuntungan, alu bermakna “mengabaikan dengan sengaja kenikmatan yang diperoleh” yang akhirnya bermakna “tidak berterima kasih”.
Berikut adalah contoh penerapkan teori semantik pada salah satu kata kunci dalam Al-Qur’an yaitu kata nisaa sebagai objek terapan dari pendekatan semantik.Kata nisaa mempunyai nama lain di Al Qur’an dalam berbagai bentuk diantaranya niswah,nisaa ukum,nisaa ikum,nisaa uhum,nisaa ihim,nisaa ihinna dan nisaa ana terulang sebanyak 56 kali dalam Al-Qur’an namun kesemuanya mewakili objek perempuan meski disebutkan dalam konteks yang berbeda-beda, seperti:
1. Tentang wanita haidh dan keadaannya
Mereka bertanya kepadamu tentang haidh.Katakanlah:"Haidh itu adalah suatu kotoran".Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh dan janganlah kamu mendekati mereka,sebelum mereka suci.Apabila mereka telah suci,maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.(QS. Al-Baqarah:222)
2. Tentang wanita sebagai perhiasan
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”(QS. Ali-Imran:14)
3. Perempuan sebagai bagian dari proses regenerasi
Hai sekalian manusia,bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri,dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain,dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.(QS. An-Nisaa:1)
4. Tentang hak perempuan dalam pewarisan
Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.(QS. An-Nisaa:7)
5. Perempuan dalam berkarir atau berkarya
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.(QS. An-Nisaa:32)
6. Tentang posisi dalam bidang keluarga
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta'at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.(QS. An-Nisaa: 34)
Dilihat dari komponennya nisaa berarti perempuan,secara umum tanpa peduli dia kaya atau miskin,cantik atau tidak,baik beriman maupun kafir.Nisaa yang memiliki makna dasar perempuan secara umum tersebut jika diterapkan pada sebuah ayat akan menampakkan beberapa fungsi darinya, sebagaimana makna relasional. Seperti jika dilihat kombinasi pada ayat-ayat di atas, akan menunjukkan adakalanya nisaa menunjukkan pada sosok makhluk yang memiliki potensi nafsu. Atau ada kalanya dia adalah makhluk sebagai oposisi biner dari kaum laki-laki yang memiliki fungsi yang sama penting dalam proses regenerasi.
Dari analisa semantik pada ayat-ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kata nisaa menunjukkan objek perempuan secara umum dengan segala peran dan kedudukannya antara lain:
1. Dalam ranah sosial yaitu perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berkarir dan mendapatkan reward atas apa yang telah dikerjakan serta hak untuk mendapatkan harta pusaka.
2. Dalam aspek alamiah sebagai penyempurna laki-laki dalam melaksanakan peran reproduksi dan regenerasi.
3. Dalam ranah spiritual yaitu perempuan memiliki potensi untuk menjadi hamba yang unggul dengan sebuah ketaqwaan.

D. Pendekatan Filologi
Filologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu kata philos yang berarti cinta dan logos yang berarti pembicaraan,kata atau ilmu.Pada kata filologi kedua kata itu secara harfiyah membentuk arti cinta kata-kata atau senang bertutur yang kemudian berkembang menjadi senang belajar,senang kepada ilmu,senang kebudayaan sehingga dalam perkembangannya sekarang filologi identik dengan senang kepada tulisan-tulisan yang bernilai tinggi’.
Filologi adalah pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti luas yang mencakup sastra bahasa dan kebudayaan.Maka filologi berguna untuk meneliti bahasa,meneliti kajian linguistik,makna kata-kata dan penilaian terhadap ungkapan karya sastra. Dalam lingkup kajian linguistik filologi sering dirujuk sebagai ilmu untuk memahami teks dan bahasa kuno.Atas dasar anggapan lingusitik itulah dalam tradisi akademik istilah filologi dijelaskan sebagai kajian terhadap sebuah bahasa tertentu bersamaan dengan aspek kesusasteraan dan konteks historis serta aspek kulturalnya.
Dalam hal ini dapat pula dijelaskan bahwa lingkup kajian filologis meliputi kajian tentang tata bahasa,gaya bahasa,sejarah dan penafsiran tentang pengarang serta tradisi kritikal yang dikaitkan dengan bahasa yang disampaikan.Oleh karena itu jika filologi digunakan untuk memahami suatu bahasa maka pendekatan yang memakai disiplin ilmu ini dimaksudkan untuk mencari pemahaman terhadap asal usul bahasa tersebut.
Ada dua hal pokok dalam kegiatan filologi yaitu:
1. Penulisan atau penyalinan kembali terhadap teks asli
2. Pemahaman atau memahami teks asli yang ada
Sebagai konsekuensinya ada beberapa hal yang mungkin terjadi yaitu :
1. Kesalahan dan perubahan
Kesalahan terjadi karena beberapa kemungkinan yakni
a. Kurang memahami bahasa
b. Kurang memahami pokok persoalan teks
c. Tulisannya kurang jelas
d. Salah baca atau kurang teliti.
2. Perubahan dapat terjadi karena
a. Memang disengaja oleh penyalin dengan anggapan ada ketidak tepatan dalam teks asli.Maka yang ingin dikaji oleh filologi adalah memahami dan menyalin teks untuk disesuaikan dengan teks aslinya .
b. Untuk membahasakan sesuai dengan bahasa yang ada pada masa filologi.
Istilah pendekatan filologis mencakup pengertian-pegertian istilahakademik, baik sebagai kajian bahasa secara umum yang disebut sebagai filologi klasik, maupun perkembangan mutakhirnya yang mengalami penyempitan sebagai bagian dari ilmu linguistik modern.
Dalam perkembangan terakhirnya filologi menitikberatkan pengkajiannya pada perbedaan yang ada dalam berbagai naskah sebagai suatu penciptaan dan melihat perbedaan-perbedaan itu sebagai alternatif yang positif.Dalam hubungan ini suatu naskah dipandang sebagai penciptaan kembali (baru) karena mencerminkan perhatian yang aktif dari pembacanya.Sedangkan varian-varian yang ada diartikan sebagai pengungkapan kegiatan yang kreatif untuk memahami,menafsirkan dan membetulkan teks bila ada yang dipandang tidak tepat.
Obyek kajian filologi adalah teks sedang sasaran kerjanya berupa naskah.Naskah merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan peninggalan tulisan masa lampau dan teks merupakan kandungan yang tersimpan dalam suatu naskah.Naskah sering pula disebut dengan manuskrip atau kodeks yang berarti tulisan tangan.
Naskah yang menjadi obyek kajian filologi mempunyai karaktristik bahwa naskah tersebut tercipta dari latar social budaya yang sudah tidak ada lagi atau yang tidak sama dengan latar social budaya masyarakat pembaca masa kini dan kondisinya sudah rusak. Bahan yang berupa kertas dan tinta serta bentuk tulisan, dalam perjalanan waktu telah mengalami kerusakan atau perubahan.Gejala yang demikian ini terlihat dari munculnya berbagai variasi bacaan dalam karya tulisan masa lampau.
Istilah pendekatan filologis mencakup pengertian-pegertian istilah akademik, baik sebagai kajian bahasa secara umum yang disebut sebagai filologi klasik, maupun perkembangan mutakhirnya yang mengalami penyempitan sebagai bagian dari ilmu linguistik modern.
1. Filologi Klasik
Lepas dari sentuhan mutakhir dalam perkembangan ilmu filologi, pendekatan ilmiah yang memakai filologi sebagai alat analisis dalam sejarah perkembangan kajian al-Qur’an dan ulumul al-Qur’an atau dalam kajian Islam secara umum sudah dilakukan sejak lama lantaran materi al-Qur’an dan Hadis tertuang dalam bahasa Arab.
2. Filologi Modern
Penelitian terhadap bidang kajian tafsir hadis melalui pendekatan filologi dalam lingkup akademiknya secara modern dalam ilmu linguistik modern menemukan arti pentingnya dalam mengkaji relasi transkripsi sebuah teks dengan sumber-sumber aslinya.

E. Pendekatan Hermaneutika
Kata hermaneutika berasal dari kata yunani hermeneuien yang berarti mengartikan, penafsirkan, menerjemahkan, bertidak sebagai penafsir .Dalam mitodologi yunani ada tokoh yang namanya yang dikaitkan dengan hermaneutika yaitu Hermes. Menurut mitos,Hermes (Nabi Idris) bertugas untuk menafsirkan kehendak dewa dengan bantua kata-kata manusia agar dapat memehami kehendak dewa sebab bahasa dewa tidak bisa dipahami manusia.
Hermeneutika juga dikenal sebagai bentuk metode filsafat kontemporer yang mencoba menguak makna teks.Teks tersebut didialogkan oleh reader dan dikomunikasikan dengan the world of the teks.
Munculnya pendekatan hermaneutika bertujuan untuk menunjukan ajaran tentang aturan-aturan yang arus diikuti dalam penfsiran sebuah teks masa lampau,khususnya teks kitab suci dan teks kitab klasik.Hermaneutika diutuhkan karena teks merupakan symbol yang mengadung makna ketika dilihat oleh pembaca karena pada saat itu pembaca di sudutkan pada dua kondisi yang bersamaan yaitu Akrab atau kenal (familiar) dan asing (alien) dengan teks.
Akan tetapi dalam abad19,hermaneutika dalam arti luas meliputi hampir semua tema filosofis tradisional,sejauh berkaitan dengan masalah bahasa.Dalam peluasan pengertian,Hans George Gademer meringkas teori hermaneutika secara filosofis dalam tiga aktivitas aksistensi manusia:subtilitas intellegendi yang berarti memahami (understsnding),subtilitas explicandi yang berarti menjelaskan atau menguraikan makna yang tersirat menjadi makna tersurat dan subtilitas applicandi yang berarti menerapkan atau mengaitkan makna suatu teks dengan situasi baru dan kini.
Dalam perkembangannya sekarang ini,hermaneutika minimal mempunyai tiga pengertian.Pengertian tersebut diantaranya:
1. Peralihan dari suatu yang relative abstrak (misalnya ide pemikiran).
2. Usaha mengalihkan dari suatu bahasa asing yang maknanya gelap tidak diketahui bahasa lain yang tidak bisa dimengerti oleh si pembaca.
3. Memidahkan suatu ungkapan pikiran yang kurang jelas diubah menjadi bentuk ungkapan yang lebi jelas.
Dalam studi hermaneutika unsur interprensi merupakan kegiatan yang paling penting sebab interprensi merupakan landasan bagi metode hermaneutika.Pendekatan Hermeneutik menurut F.A. Wolf memberikan interpretasi gramatikal (aspek kebahasaan),histories (tempat dan waktu) dan retorik (semangat kejiwaan,latar belakang,tujuan dan makna filosofis yang terkandung dalam suatu ide).
Salah satu yang harus dipahami adalah cara kerja interprensi bukan dilakukan secara bebas dan semua interperenter.Kerja interpentasi harus dilakukan dengan tertutup pada evidensi objektif yakni bertolak dari fakta bahwa sebagian besar perbedaan ilmu sosial terdiri atas konsep tindakan.Konsep tindakan digunakan untuk mendekripsikan tindakan yang dilakukan dengan tujuan sedemikian rupa sehinga seseorang bisa bertanya apa arahnya,maksud dan tujuannya atau tujuan yang hendak dilakukan.
Untuk dapat membuat interpretasi,orang lebih dulu harus mengerti atau memahami.Namun keadaan ini bukan didasarkan atas penentuan waktu melainkan bersifat alamiah.Sebab menurut kenyataannya bila seseorang mengerti,ia sebenarnya telah melakukan interpretasi dan sebaliknya.Ada kesertamertaan antara mengerti dan membuat interpretasi keduanya bukan dua momen dalam satu proses.Mengerti dan interpretasi menimbulkan ‘lingkaran hermeneutic’.
Menurut Sumaryono, dengan mengutip pendapat Emilio Betti,tugas seseorang yang melakukan interpretasi adalah menjamikan persoalan mengerti yaitu dengan cara menyelidiki setiap detail proses interpretasi.Ia juga harus merumuskan sebuah metodologi yang akan dipergunakan untuk mengukur seberapa jauh kemungkinan masuknya pengaruh subjektivitas terhadap interpretasi objektif yang diharapkan.Betti mencoba memahami menurut gayanya sendiri.Ia memeandang interpretasi sebagai sarana untuk mengerti.
Kegiatan interpretative adalah proses yang bersifat ‘triadik’ (mempunyai tiga segi yang saling berhubungan). Dalam proses ini terdapat pertentangan antara pikiran yang diarahkan pada objek dan pikiran penafsir itu sendiri.Orang yang melakukan interpretasi harus mengenal pesan atau kecondongan sebuah teks,lalu ia harus meresapi isi teks sehingga yang pada mulanya ‘yang lain’ kini menjadi ‘aku’ penafsir itu sendiri.Oleh karena itu,dapat kita pahami bahwa mengerti secara sungguh-sungguh hanya akan berkembang bila didasarkan atas pengetahuan yang benar.
Selain itu,aspek lain dalam hermeneutic yang sangat penting adalah bagaimana mengungkap makna sebuah teks yang asing. Teks memang mempunyai sistem makna tersendiri dan menyuarahkan sejumlah makna. Namun teks hanya sebuah tulisan yang belum tentu mewakili pikiran si penulis secara akurat.
Oleh karena itu, dalam memperoleh makna yang sebenarnya dibalik teks, dibutuhkan perhatian secara serius untuk mempertimbangkan berbagai variabel yang ada. Ada tiga variabel yang berperan pada saat kita dihadapkan dengan proses mengartikan, menerjemahkan dan menafsirkan pada sebuah teks.Teks terjadi komunikatif bila tiga variabel ini diperhatikan yaitu the world of teks,the world of author dan the world of reader.
Dalam konteks studi islam,hermeneutic biasanya dipahami sebagai ilmu tafsir yang mendalam dan bercorak filosofis sementara apabila menyinggung mengenai tafsir orang pasti akan teringat kepada salah satu variabel dalam agama yaitu kitab suci. Meskipun demikian,operasionalisasi hermeneutic secara utuh sering kali ditentang oleh umat Islam tradisional karena membawa tiga macam aplikasi yang bertentangan dengan pendirian para ilmuan muslim konfensional.Tiga macam implikasi tersebut adalah
1. Hermeneutic membawa implikasi tanpa konteks teks itu tidak berharga dan bermakna sementara ide tradisional menyatakan bahwa makna yang sebenarnya itu apa yang dimaksud oleh Allah.
2. Hermeneutika memberi penekatan kepada manusia sebagai perantara yang menghasilkan makna, sementara ide tradisional menyatakan bahwa Tuhan sebenarnya yang menganuhgrahkan pemahman yang benar kepada seseorang.
3. Ilmuan muslim tradisional telah membuat perbedaan yang tidak terjembatani antara teks Al Qur’an serta tafsir dan penerimanya, teks Al Qur’an dianggap sebagai cakral sehingga makna sebenarnya tidak mungkin bisa dicapai.
F. Pendekatan Wacana
Pendekatan wacana lebih umum disebut analisis wacana.Analisis ini digunakan untuk melacak dan menganalisis historisitas lahirnya konsep lengkap dengan latar belakangnya.Teori yang umum digunakan dengan pendekatan ini adalah teori Arkeologi Ilmu Pengetahuan yang ditawarkan Michel Foucault (1926-1984)
Analisis wacana adalah ilmu baru yang muncul beberapa puluh tahun belakangan ini.Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi penganalisisannya hanya kepada soal kalimat dan baru belakangan ini sebagian ahli bahasa memalingkan perhatiannya kepada penganalisisan wacana.
Seperti yang banyak dilakukan dalam penelitian mengenai organisasi pemberitaan selama dan sesudah tahun 1960-an,analisis wacana menekankan pada ”how the ideological significance of news is part and parcel of the methods used to process news” (bagaimana siginifikansi ideologis berita merupakan bagian dan menjadi paket metode yang digunakan untuk memproses media)
Analisis wacana/pendekatan wacana adalah studi tentang stuktur pesan dalam komunikasi.Lebih tepatnya analisis wacana berhubungan dengan aneka fungsi (pragmatik) bahasa dalam penggunaan bahasa dan kesinambungan atau untaian wacana.
Analisis wacana lahir dari kesadaran bahwa persoalan yang di dalamnya terdapat cara komunikasi bukan serbatas pada penggunaan kalimat atau bagian kalimat fungsi yang disebut wacana.Dalam upaya menganalisis unit bahasa yang lebih besar dari kalimat tersebut,analisis wacana tidak terlepas dari pemakaian kaidah berbagai cabang ilmu bahasa seperti halnya semantik, sintaksis, morfologi, dan fonologi.
Dari segi analisisnya,ciri dan sifat wacana itu dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Analisis wacana membahas kaidah memakai bahasa di dalam masyarakat (rule of use – menurut Widdowson).
2. Analisis wacana merupakan usaha memahami makna tuturan dalam konteks, teks, dan situasi (Firth).
3. Analisis wacana merupakan pemahaman rangkaian tuturan melalui interprestasi semantik (Beller)’
4. Analisis wacana berkaitan dengan pemahaman bahasa dalam tindak berbahasa (what is said from what is done – menurut Labov).
5. Analisa Wacana diarahkan kepada masalah memakai bahasa secara fungional (functional use of language – Coulthard)

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,pendekatan adalah proses perbuatan,cara mendekati,usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti,metode – metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.Pendekatan tersebut yaitu
1. Pendekatan Normatif
Pendekatan normatif adalah studi islam yang memandang masalah dari sudut legal-formal atau normatifnya.
2. Pendekatan Semantik
pendekatan semantik adalah kajian yang menekankan pada aspek bahasa.
3. Pendekatan Filologi
Pendekatan filologi adalah pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti luas yang mencakup sastra bahasa dan kebudayaan.
4. Pendekatan Hermaneutika
Pendekatan hermaneutika adalah mengartikan,penafsirkan,menerjemahkan suatu teks.
5. Pendekatan Wacana
Analisis wacana/pendekatan wacana adalah studi tentang stuktur pesan dalam komunikasi yang berkaitan dengan wacana.
B. Penutup
Demikian pemaparan makalah tentang Pendekatan Teks Studi Islam.Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan,oleh karena itu kritik dan saran selalu kami harapkan demi perbaikan makalah selanjutnya.Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.


DAFTAR PUSTAKA
Arief Armai, Pengantar IlmuMetodologi Pendidikan Islam, Jakarta:Ciputat Pers, 2002
Chamami Rikza, Studi Islam Kontemporer, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2012
Hasan Chalidjah, KajianPendidikan Perbandingan, Surabaya: Al-Ikhlas,1995
Naim Ngainun, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Teras, 2009
Nasution Khoirudin, Pengantar Studi Islam, Yogyakarta:ACAdeMIA + TAZZAFA,2009
http://id.wikipedia.org/wiki/semantik diakses pada tanggal 26 Maret 2013 pukul 15.30 WIB.
http://ber-guru.blogspot.com/2012/04/pendekatan-filologi-dalam-studi-islam.html 28 Maret 2013 pukul 14.30
http://anwarsy.wordpress.com/2010/01/26/pendekatan-filologis/ 1 April 2013 pukul 11.00
http://goyangkarawang.com/2010/09/pendekatan-metode-analisis-wacana-discourse-analysis/ tanggal 31 Maret pukul 12.00 WIB


BIODATA PEMAKALAH

Nama : Mat Kholis
NIM : 093311021
Jurusa/Prodi : Kependidikan Islam
TTL : Demak, 10 Mei 1987
Pendidikan : MI Miftahuth Tholibin
MTs Miftahuth Tholibin
MA Miftahul Ullum
S1 IAIN Walisongo Semarang
Alamat : Waru RT 02 RW 06 Mranggen,Demak
No HP : 085727242664
Email : cholis94@yahoo.co.id

Nama : Pandini Isma Cholifah
NIM : 123911087
Jurusan/Prodi : PGMI
TTL : Semarang, 7 Juni 1994
Pendidikan : SD 05 Ngaliyan
SMP 8 Muhammadiyah
SMA N 13 Semarang
S1 IAIN Walisongo Semarang
Alamat : Pandana Merdeka B.14 RT 08 RW 03 Semarang
No HP : 08981601387
Email : pandiniisma@yahoo.com

Nama : Putri Wulan Septia Ningrum
NIM : 123911088
Jurusan/Prodi : PGMI
TTL : Semarang, 11 September 1994
Pendidikan : SD N Manyaran 01 A Semarang
SMP N 30 Semarang
SMA N 7 Semarang
S1 IAIN Walisongo Semarang
Alamat : Jalan Srinindito Raya No 36a RT 05 RW O1 Semarang
No HP : 08985944941
Email : pue_wulan@yahoo.com

Nama : Rajefi Ambar Lestari
NIM : 123911090
Jurusan/Prodi : PGMI
TTL : Demak, 8 Januari 1994
Pendidikan : SD N 4 Mranggen
SMP N 1 Mranggen
SMA 15 Semarang
Alamat : Jalan jatikusuman RT 07 RW 06 Mranggen, Demak
No HP : 089668216838
Email : rajefiambar@ymail.com

Nama : Rifiani Zemi
NIM : 123911093
Juurusan/Prodi : PGMI
TTL : Pekalongan, 11 Januari
Pendidikan : SD N 04 Kedungwuni
SMP N I Kedungwuni
SMA N 1 Kedungwuni
S1 IAIN Walisongo Semarang
Alamat : Jalan Capgawen Utara No 34 Kedungwuni, Pekalongan
Kos : Seragan 2, Jrakah
No HP : 08965455552
Email : zrifiani@yahoo.co.id

Geen opmerkings nie :

Plaas 'n opmerking